FILM TOP

Radit dan Jani
Cinta buta yang dibawa ke dalam jenjang pernikahan ternyata membawa bencana dalam kehidupan yang menjalani. Kisah inilah yang disampaikan dalam film Radit dan Jani. Raditya (Vino G Bastian) dan Anjani (Fahrani) tetap nekat menikah tanpa restu orangtua Jani yang tidak menyukai gaya hidup Radit. Hidup tanpa pekerjaan tetap, Radit selalu yakin bahwa suatu bisa membahagiakan Jani. Begitu pula Jani, yang selalu yakin bisa melewati semuanya dan menemukan bahagia bersama Radit.
Akan tetapi keyakinan kedua insan itu mulai melemah ketika banyak masalah menghantam mereka. Jani mulai gamang ketika janji-janji Radit banyak yang tak dapat dipenuhi. Saat Jani hamil, Radit tak mampu memeriksakan kandungan isterinya. Saat Jani sakit, Radit tak mampu membeli obatnya. Bahkan, untuk janjijanji yang sangat remeh seperti janji untuk membeli es krim di hari ulang tahun Jani pun tidak bisa dia wujudkan. Saat itulah tanpa sadar Jani mulai mengeluhkan keadaan mereka;
“Bagaimana kita akan bahagia bila keadaannya terus-menerus begini. Kamu janji akan membahagiakan aku bukan. Aku hanya ingin bahagia Radit. Aku hanya ingin bahagia.”
Melihat Jani menderita, lama-lama hati Radit goyah. Dia mulai berpikir, bila Jani terus hidup bersamanya, gadis itu tidak akan pernah bahagia. Pada titik puncak, Radit mengajak Jani menikmati es krim di coffee shop langganannya dulu, saat itulah Radit menyelinap keluar lalu menghubungin keluarga Jani supaya menjemput isterinya. Di balik tembok Radit mendengar Jani meronta-ronta tak mau diajak pulang. Dan Radit hanya bisa mendengar dengan air mata yang bercucuran.
Beberapa tahun kemudian, Radit kembali menjumpai Jani. Situasinya sudah sangat berbeda dengan keadaan meraka dulu. Jani sudah melahirkan anak Radit. Jani juga telah menikah dengan lelaki berkecukupan. Sedang kehidupan Radit ternyata tak jauh berbeda dengan keadaannya dahulu. Tetapi melihat keadaan Jani yang membaik, Radit cukup bahagia. Ternyata, langkah untuk mengembalikan Jani, membawa kebahagiaan mantan isterinya itu. Radit hanya berpesan supaya Jani menjaga dan merawat anak mereka.
============================================================

Sebagian besar manusia selalu ragu dan bingung untuk mengenal orang baru dalam kehidupannya. Film Before Sunrise mengajari kita untuk mengenal orang lain tanpa harus berpikir tentang siapa dirinya, apa statusnya, dan bagaimana orangnya. Film tersebut menyadarkann kita bahwa tidak ada manusia yang pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kadangkala sesuatu yang besar dimulai dari sebuah perkenalan kecil. Pemahaman inilah yang disampaikan Jesse (Ethan Hawke) ketika mengajak Celine (Julie Delpy), perempuan yang baru dikenali di atas kereta, untuk turun di Paris. Jesse ingin mengajak Celine jalan-jalan sepanjang malam sampai matahari terbit. Jesse berkata pada Celine;

"Kenapa setiap manusia selalu mencari alasan untuk melakukan sesuatu? Kenapa manusia tidak pernah bisa melepaskan diri dari berbagai alasan yang mengejarnya. Atau begini saja, bayangkan kita meloncat lima belas tahun mendatang. Saat itu kamu telah menikah, tetapi hubunganmu dengan suami memburuk. Lalu kamu mulai mencari-cari setiap lelaki yang pernah ada pada masa lalumu. Dan saat itulah kamu temukan aku. Tidak ada yang tahu masa depan.”

============================================================

Shall we dance Mr Clark

Hubungan pernikahan tidak semata-mata dilakukan karena manusia membutuhkan pelampiasan hasrat seksual secara legal. Hubungan pernikahan juga tidak semata-mata manusia tidak bisa menjalani kehidupan seorang diri. Tetapi hubungan pernikahan dijalani seseorang, karena dengan pernikahan kehidupan seseorang akan memiliki saksi. Beverly Clark (Susan Seradon), isteri John Clark (Richard Gere), dalam Shall We Dance Mr Clark menguraikannya dalam bahasa sederhana;

“Kenapa manusia harus menikah? Sebab di atas bumi ini ada miliaran manusia yang hidup. Satu manusia apalah artinya. Tetapi dengan menikah kita akan memiliki saksi bagi kehidupan kita. Aku akan menjadi saksi bagi kehidupannya, dan dia akan menjadi saksi bagi kehidupanku. Hidup menjadi lebih berarti karena kita memiliki saksi bagi kehidupan kita.”